
Banyak orang yang ingin mengetahui apakah ada seorang anak yatim yang bisa sukses dan pernah ada dunia ini? Jawabannya ada. Karena kesuksesan tidak ditentukan dengan ada atau tidaknya orang tua. Ya, kesuksesan benar-benar ditentukan oleh dirinya sendiri. Betapapun nasibnya, baik atau buruk, kesuksesan tetaplah hak setiap orang. Tinggal bagaimana dirinya sendiri berusaha untuk sukses.
Dan inilah kisah anak yatim yang sukses, kisahnya Nabi Muhammad SAW. Sosok nabi yang memang selaluA� dijadikan uswatun hasanah. Dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah atau bertepatan dengan tanggal 20 april 571 Mahesi. Ibunya bernama Aminah yang terhormat dan berbudi luhur. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib yang merupakan keluarga bangsawan Quraisy yang sangat dihormati oleh para penduduk mekah. Kenangan sedih sebagai anak yatim-piatu itu bekasnya masih mendalam sekali dalam jiwanya sehingga di dalam Al Quran pun disebutkan,A� ketikaA� Allah mengingatkanA� NabiA� akan nikmatA� yangA� dianugerahkanA� kepadanya itu:A� a�?Bukankah engkau dalam keadaan yatim-piatu? Lalu Diadakan-NyaA� orangA� yangA� akan melindungimu?A� DanA� menemukanA� kauA� kehilanganA� pedoman,A� lalu ditunjukkanNya jalan itu?” (QS, : 6-7).
Menginjak umur 6 tahun, Nabi Muhammad diajak ibunya untuk mengunjungi makam ayahnya di Kota Yastrib, Madinah. Sekaligus mengunjungi keluarga ayahnya. Disana beliau diperlihatkan makam ayahnya. Betapa haru hatinya ketika mendengar cerita ayahnya semasa hidup. Di kota tersebut ibunya sempat sakt-sakitan dan dirawat disana. Satu bulan berada disana, merekapun pulang ke Mekah. Namun, saat perjalanan pulang ibunya meninggal dan dimakamkan di Desa Abwa yaitu desa yang berada di antara Madinah dan Mekah. Tak pelak, beliaupun merasa sedih dan kehilangan. Betapa tidak, beberapa hari sebelumnya ibunya menceritakan kesedihannya ketika ditinggal oleh ayahanda ketika beliau masih dalam kandungan. Dan sekarang dia melihat sendiri kepergian ibunya dan tidak kembali lagi seperti ayahanda.
Dalam tubuh yang masih kecil itu harus menanggung beban yang sangat berat, sebagai yatim piatu. Akhirnya, setelah ibunya dimakamkan beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthallib. Namun, baru berselang 2 tahun kakeknya ‘menjemput’ kedua orang tuanya dalam usia 80 tahun. Nabi Muhammadpun bersedih kembali.
Setelah itu, Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Pamannya termasuk keluarga yang miskin dan mempunyai banyak anak. Namun, setelah mengasuh Nabi Muhammad, keluargnya diberi kecukupan oleh Allah SWT. Beliau sangat dicintai oleh pamannya sendiri karena budi pekertinya yang baik, cerdas, dan berbakti. Maka tak heran, ketika Nabi Muhammad berusia 12 tahun, beliau diajak untuk berdagang bersama pamannya ke Negri Syam yang bisa dibilang sangat jauh dari tempat tinggalnya dan medan perjalanannya sulit.
Disana pamannya bertemu dengan seorang pendeta yang melihat tanda kenabian dari Nabi Muhammad SAW dan dia menyarankan untuk segera kembali lagi karena khawatir dengan keselamatan Nabi Muhammad. Sekembali dari sana, banyak sekali pelajaran yang didapat selama tumbuh di dalam keluarga Abu Thalib.
Ketika Nabi Muhammad memasuki usia 25 tahun, Sang Paman tiba-tiba memanggilnya dan memberitahukan bahwa ada seorang wanitaA� pedagang bernama Khadijah yang dihormati dan kaya. Dia sedang akan melalukan persiapan untuk perdagangan yang akan dibawaA� keA� negeriA� Syam. Sang paman menyampaikan keinginannya agar Nabi Muhammad bisa turut serta dalam perdagangan tersebut. Dan Nabi Setuju.
Kejujuran dan kemampuan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad memukau Khadijah. Berkatnya untung yang didapat dari perdagangan bisa melesat tajam. Khadijahpun merasa sangat senang dengan hasil kerja sang Nabi. Maka dalam waktu singkat Khadijah jatuh cinta pada Nabi. Kala itu umur Khadijah 40 tahun dan sebelumnya banyak dari kalangan bangsawan Quraisy yang melamar tapi ditolak. Maka, Khadijahpun menikah dengan Nabi Muhammad.
Memasuki umur ke-35 tahun Nabi Muhammad turut serta bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Ka’bah. Kala itu, para pemimpin suku Quraisy berebut untuk meletakkan hajar aswad, maka dengan kebijaksanaan dan kecerdasannya, Nabi Muhammad dapat menyelesaikan permasalahan itu tanpa ada yang merasa kecewa. Nabi Muhammad memang sangat dikenal sebagai pribadi yang memiliki sifat-sifat terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, oleh karenanyaA� gelar Al-Amin yang artinya a�?orang yang dapat dipercayaa�? diberikan kepadanya.
Di usia yang menanjak ke umur 40 tahun, beliau sering menyendiri di Gua Hira yang dikenal dengan Jabal An Nur. Disana Nabi bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk mencari ketenangan dan bertafakur. Sifatnya kala itu sangat bersebrangan dengan sifat suku arab yang senang berkumpul. Dari sinilah Nabi sering berpikir dengan sangat mendalam sambil memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan yang kala itu melanda. Dan pada tanggal 17 Ramadahan beliau diangkat menjadi Rasul.
Semenjak itu Beliau menerima ayat-ayat Al-Quran secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Hingga akhirnya beliau wafat di Madinah pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 Masehi dalam usia 63 tahun.
Dalam perjalanannya menjadi rasul,A� banyak sekali peristiwa besar yang terjadi dan memberikan efek besar dalam kehidupan umat manusia dari dulu hingga sekarang.Diantaranya adalah peristiwa Israa�� Mia��raj yang terjadi pada tahun 620 M dimana beliau menerima perintah shalat 5 waktu. Pengutusan beberapa sahabat nabi ke berbagai negara untuk menyebarkan kalimat tauhid, dan lain sebagainya. Berbagai peristiwa yang terjadi pada saat itu menunjukkan kepada kita betapa sulitnya menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini. Tapi rasa optimis akan janji Allah dan tidak putus asa yang dimiliki oleh pribadi Nabi Muhammad membuatnya memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.
Keyakinan yang menghujam hati Rasulullah inilah yang membuat roboh unsur-unsur kemusyrikan danA� ini juga yang membawa Islam kepada kejayaan yang efeknya selalu dapat dirasakan tak hanya bagi umat Islam, tetapi juga umat manusia.
Maka, jangan heran jika banyak dari kalangan Non-Muslim yang mengagumi sifat-sifat yang terdapat dalam pribadi muhammad. Contohnya Michael Hart yang memposisikan Nabi Muhammad di urutan pertama dalam karyanya yang berjudul 100 orang yang berpengaruh di dunia. Dan ada juga tokoh dari kalangan profesor filosofi yang bernama K.S Ramakrishna Rao. Dia dalam bukunya yang berjudul “The Prophet of Islam” menuliskan sosok Muhammad sebagai sang Nabi, sang pejuang, sang pengusaha, sang negarawan, sang orator ulung, sang pembaharu, sang pelindung anak yatim-piatu, dan sebutan-sebutan mulia lainnya.
Dan Kisah Nabi Muhammad adalah sebaik-baiknya kisah anak yatim yang sukses dunia akhirat..
Semoga kita dapat mencontoh sebagian sifat-sifat yang ada dalam pribadi muhammad..
Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin..
=====================================================================
Bagi pembaca yang ingin berdonasi untuk anak yatim silahkan klik >>A�REKENING DONASI PAY
Semoga pahala selalu terlimpahkan kepada para donatur anak yatim…